SELAMAT DATANG DI PRODI KEBIDANAN CURUP POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

Senin, 08 Maret 2010

Santai dulu ah.

SEDEKAH NGGAK BOLEH NGAREP

SEDEKAH NGGAK BOLEH NGAREP

By Edy Purnomo,M.Si

Kali ini aku dapat Kiriman Email dari Ustad Mansur, dengan judul Sedekah nggak boleh ngarep. Untuk rekan-rekan yang ingin tahu isi email tersebut berikut aku postkan di blog-kebidanan curup ini. Isi email tersebut cukup bagus untuk memupuk iman kita kepada Allah tentang mukzizat dari sedekah.

Nah ini isi emailnya :

Tambahin terus ilmunya tentang sedekah, sabar, ikhlas, syukur, hingga tawakkal, do’a dan ibadah. Hingga Allah berikan hikmah-Nya.

(Jamaah) 0816167xxxx...

Formula 10x dan Ilmu NGISING Akhi “N….”

Hari ini saya sadar kesalahan saya. Tentang formula 10x.. Dan tentang ikhlas…
Now I find the answer. From a simple kid’s song, Kasih Ibu.


Kasih Ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi,
TAK HARAP KEMBALI
Bagai sang surya menyinari dunia

Jika saya bersedekah 250 juta kemudian berharap kembali 2,5 M di dunia ini untuk biaya F&T to chase their dream to Cambrigde (for finishing Computer Science – Fariz, and School of Business – Tifa) and to Cairo ( for finishing their hafizh and hafizhah ) just here, in this uncertain world. Oh my god, what a stupid i am. My lord offers me a long lasting relationship and his love, whereas i just choose a short wealth: 2.5 billion. Dumb me I got the deep insight this morning. If I sincere choose the long lasting relationship not only in here but until in the here after with my lord. He will give everything to me.

(Ustadz) Persoalan meminta sama Allah itu bukan persoalan ikhlas atau tidak ikhlas. Itu persoalan ibadah. Meminta adalah do’a. Silahkan saja sedekah tanpa berharap. Tapi kalau sedekah sambil berharap, maka dapat dua ibadah; pahala sedekah dan pahala berharap. Namun kita tidak boleh memaksa, hanya boleh meminta dah berharap. Dan bukanlah disebut meminta dan berharap, kecuali yakin bahwa apa yang diminta dan yang diharap adalah bisa dikabulkan. Ilmu penyertanya adalah sabar, tawakkal, juga ikhlas. Termasuk ikhlas bila Allah tidak mengabulkan. Husnudzan kepada Allah adalah seninya. Yakinlah Allah Maha Tahu apa yang terbaik. Sementara itu, mengikuti seruan-Nya, percaya akan janji-Nya; yang akan mengganti 2x, 10x, 700x, lebih banyak lagi, atau mengganti dengan yang lebih baik, adalah juga sebuah keutamaan. Tauhid itu. Percaya sekali sama Allah. Saking percayanya ya kita ikuti seruannya. Dan apa sebutannya kalo bukan ikhlas juga? Nyari duit setengah mati, tiba-tiba ketika datang ta
waran bersedekah dari Allah dengan janji akan dilipatgandakan-Nya, lalu kita percaya? Hingga kita menyerahkan semuanya? Apa gak di sebut ikhlas tuh? Bahwa kemudian jangan meminta hanya dunia, itu betul. Minta juga ampunan-Nya, keselamatan dari-Nya, kasih sayang-Nya, bisa hafal qur’an, bisa istiqomah, bisa tambah sehat. Pengetahuan akan ilmu konversi juga penting. Sesiapa yang sedekah 1 di kali 10. Lalu sepuluhnya gak dapet, pertanyaannya: benarkah gak dapat? Apakah itu dikarenakan bodohnya kita? Sesungguhnya Allah sudah membalas. Hanya balasannya kita gak paham hingga bertambah ilmu kita dan hikmah. Juga ketika kita baik sangka. Subhanallah, betapa rahasia ilmu Allah itu luas sekali. Belum lagi kalau bicara bahwa ternyata bayaran Allah itu terus dan terus. Kita anggap udah gak akan dibayar lagi. Ternyata setelah kita malah lupa sama do’a kita, eh Allah tetep kabulkan. Rupanya, “panen” pertama, bukan ke apa yang kita minta. Sementara kita bersabar, rupanya tanaman kita panen
yang kedua, ketiga, dan seterusnya hingga sampailah pada apa yang kita minta. Waba’du, meminta kepada Allah, tidaklah salah. Demikian juga berharap dari-Nya. Gak sedekah aja, boleh meminta, boleh berharap. Apalagi dengan bersedekah, tambah boleh meminta, tambah boleh berharap. Sesiapa yang berdo’a dengan amal soleh sebagai pendahuluannya, jelas akan lebih bertenaga do’anya. Dan amal soleh itu banyak, sedekah adalah hanya salah satunya. Begitupun do’a. Do’a akan menjadi pendorong yang hebat buat sedekah. Jangan hanya bersedekah. Tapi juga berdo’a. Di rawat itu sedekah dengan do’a. Jangan ditinggal begitu saja. Meskipun saya yakin, seperti biji cabe, yang di aurin aja dia tumbuh, namun jika dirawat, dikawal, hingga ia tumbuh banyak dan bagus, adalah sebuah keutamaan yang lain adanya. Selamat menuntut ilmu terus, terus, dan terus. Hingga sampai kepada hikmah yang kita mintakan dari Allah datangnya. Amin.

(Jamaah) Not only for what I explicitly mention, but even one I am not yet mention or ask via my du’a. He really knows what I need before I say to. So the main point for me is : How to win my Lord’s heart. Once Allah loves me, it is no need for me to worry anymore. He himself is enough for me. For a sincere charity, my brother teach me about ILMU NGISING. I am always thinking of it when I’m sitting onto my closet. And at last I got it when my elder brother Anto said to me : “Erny, the key to overcome all of your sorrow is to SINCERE. Put it in your heart and in your every single breath”.
I asked : “What is a sincere then?”
Anto said : “A sincere is something like ‘ngising’, you know? It is dirty to to talk to the other or even to remember it”
Allahu Akbar.
And my tears is flowing realizing all my fault in walking into my lord. I was in a miss direction. I was going away from Him, and I didn’t realised.

(Ustadz) Emang juga diam aja Allah udah akan aturin. Tapi kita ga dapet pahala do’a. bahkan do’a itu kepalanya ibadah. Jika ibadah, ibadah doangan, kaga berdo’a, maka kita hanya ampe leher. Itu ibadah ga ada kepalanya. Dengan berdo’a, itu menyatakan kelemahan kita juga di hadapan Allah Yang Begitu Kuasa. Sekaligus pernyataan-pernyataan menghamba, penuh harap, menjadikan Allah sandaran, dan lain-lain. Masya Allah dah. Rugi mereka yang ga mau berdo’a. Sedang do’a sendiri adalah sebuah ibadah tersendiri. Dan bahkan do’a adalah perintah Gusti Allah langsung. Ayat-ayat tentang do’a tidak hanya di satu ayat. Tapi di banyak ayat. Dan tidak ada do’a yang tidak dikabulkan kecuali ia menjadi pengampunan buat yang berdo’a, menjadi penolak bala, dan disimpan sebagai kebaikan yang lain dari hal yang tidak diminta. Nah, apakah yang tidak berdo’a bakalan dapat keistimewaan yang berdo’a? tentu saja tidak. Alhamdulillah. Saya sengaja berkenan jawab, sebab saya mau taro di website www.wisataha
ti.com, di kuliahonline, di kuliah dhuha, di BB, di Facebook, dll. Alhamdulillah.

Disalin oleh : Edy Purnomo,M.Si

Rabu, 03 Maret 2010

Mejeng Dulu

Mejeng Dulu

Mejeng Dulu

Mejeng Dulu

Dimanakah Allah ?

DIMANAKAH ALLAH ?

BY EDY PURNOMO,M.Si

Al Kisah pada suatu hari Khalifah Umar bin Khatab ke Mekah. Ketika berada di tengah perjalanan, senja pun tiba. Waktu itu ia berada pada tempat yang jauh dari perkampungan. Disekelilingnya tidak ada satupun perumahan atau perkampungan untuk menginap. Tampaknya disana jarang ada orang. Apalagi untuk menetap. Tempat itu sangat sepi, sementara hari semakin larut, maka dia memutuskan untuk mendirikan kemah dan bermalam di tempat itu, lalu keesokan harinya melanjutkan perjalanan.

Ketika khalifah Umar sedang melepaskan lelahnya sambil memandang keindahan senja di Padang Pasir yang yang senyap itu , tiba-tiba dikejutkan oleh bunyi berisik dari sekawanan biri-biri yang beratus ekor jumlahnya. Tampak oleh beliau biri biri itu di giring oleh seorang budak gembala.

“ Wahai ternyata ada juga Hamba Allah di tempat yang sunyi ini “ pikir khalifah Umar.” Akan tetapi, tempat yang jauh dan terasing dari ibukota (pemerintahan), itu sudah terjaminkah kesejahteraan masyarakat dan negarannya ?

“ Tergeraklah hati beliau untuk menguji keadaan anak negerinya. Dipanggilnya budak gembala yang mengiring biri-biri itu. “ Juallah seekor saja biri-birimu ! “. Demikian kata beliau.

Budak gembala itu segera menjawab, “ Sesungguhnya hamba sekedar budak, tidak ada kuasa untuk menjualnya, sebab semua milik majikan saya !”

Khalifah Umar berkata pula, “ Katakan saja kepada tuanmu, di terkam Srigala !”

Demikian masuk akalnya saran Khalifah Umar itu. Seekor dari seratus ekor pasti tidak akan diketahui, lagi pula bukankah layak ada Srigala ditempat yang demikian sunyi seperti itu ?

Lagi pula tidak akan ada yang mengatakan kepada tuanmu, bukankah yang tahu hanya kita berdua ?

Terlintas dalam pikiran budak itu untuk lalai dan terbujuk. Akan tetapi, tiba-tiba dari mulutnya keluar kata-kata, “ Jika demikian, DIMANAKAH ALLAH ? Dapatkah kita bersembunyi dari intaian-Nya…..? Bukankah, Dia melihat segala yang kita lakukan….? Lalu….., Dimana ……Allah…….????!!!!!!!

Air mata lelaki budak itu mengucur deras, karena rasa sedih, dan disebabkan takutnya kepada Allah.

Khalifah Umar bagai baru terbangun dari tidur panjang. Keduanya terpaku, hati mereka bergetar merasakan sesuatu yang sejuk yang tiada dapat dilukiskan dengan kata-kata. Ia hormat dan kagumnya bertambah-tambah terhadap lelaki miskin Si Gembala itu. Tanpa mereka sadari air matanya meleleh, dan bibir mereka seakan ada yang menuntun, mengikuti pekikan yang terus bergema, “ DIMANAKAH ALLAH..!!!! DIMANAKAH ALLAH …???.!!!! “

Mereka bagaikan berenang dalam lautan cinta iIlahi, Allah bersama mereka, dan senantiasa bersama Allah. Setelah melepaskan rindunya kepada Allah dan menemukan telaga Illahi yang baru didapatkan, Dia kembali merasa tenang.

Gurun pasir sunyi, senyap, penuh ketenangan, kebahagiaan yang sukar dilukiskan. Khalifah Umar bergumam seakan berbicara kepada dirinya sendiri.

“ Ya…Junjunganku Rasullullah ! Berbahagialah Engkau, karena umat-Mu, sesudah paduka pergi, masih ada tetap pada jalan yang Engkau gariskan untuk mereka.

Mereka masih tetap dalam pengakuan Islam yang hidup, yang benar, yang sehat, Islam karyanya, bukan hanya Islam bicaranya. Islam taqwanya bukan hanya Islam pengakuannya. Islam Kalbunya, bukan hanya Islam Lidahnya…….!

Bergembiralah kekasihku…….

Ya…..Rasulullah, karena umatmu umat pahlawan yang banyak beroleh berkah, yang mampu menaklukan hawa nafsu sebelum berhadapan dengan musuh dan tabah menghadapi godaan nafsu angkara murka.

Seseorang tidak akan membangkan kepada Allah, jika ia merasa bersama Allah, dan dia tidak pernah meninggalkan-Nya sekejap-pun. Dalam karya, baik kerja sebagai Karyawan, Pimpinan, Petani, Pedagang, Pejabat, Mahasiswa, Legislatif, Yudikatif, Eksekutif dll, senantiasa dekat dan mengingat-ingat Allah Swt.

Semoga Allah Swt. Senantiasa membimbing kita ke jalan yang di rido’i, damai dan sejahtera Negeriku di bawah Lindungan-Nya……Amin….!

(Di nukil dari buku, Dimanakah Allah ? Mohammad Al Homshi, 1989 Gema Insani Press, Jakarta)

Mejeng Dulu

Mejeng Dulu

Lagi Nunggu Konsultasi dengan Dosen Pembing

Ekpresi Mahasiswa bidan

Cantik nggak aku....? coba lihat baik-baik